Thursday, July 22, 2010

TAUBATNYA SEORANG PREMAN (Kisah Nyata Seorang Ulama Besar di Baghdad)

Sejak dini, aku hidup sebagai pemabuk, tersesat dan ahli maksiat. Menzalimi manusia, merampas harta orang lain, makan riba dan bahkan menggebuki orang adalah pekerjaan harianku. Tak ada hari dalam hidupku tanpa berbuat zalim terhadap manusia. Nyaris semua bentuk maksiat pernah aku lakukan.. Bahkan terkadang orang-orang yang tinggal di sekitarku ngeri mendegar namaku…


Aku ingin menikah

Pada suatu hari, aku sangat ingin menikah karena merindukan punya anak yang akan menghibur kehidupanku yang amat keras itu. Lalu, aku menikahi seorang gadis di kotaku (Baghdad)dan setelah hampir setahun istrikupun melahirkan seorang bayi wanita yang amat mungil lagi cantik. Bayi itu ku beri nama“Fatimah”.

Entah bagaimana, aku amat mencintai Fatimah, bahkan melebihi orang lain di sekitarku. Semakin Fatimah tumbuh dengan sehat, imanku semakin tumbuh pula dalam hatiku dan maksiat semakin berkurang dalam kehidupanku. Suatu hari, saat aku memegang gelas yang isinya khamar (minuman yang memabukkan), Fatimah melihatnya. Ia mencoba mendekatiku dan menghalangi akau meminum khamar tersebut. Aku tidak tahu kenapa Fatimah bisa melakukan hal itu. Pasti, Allah lah yang membuat Fatimah bisa berbuat seperti itu…

Fatimah semakin besar. Imankupun semakin bertambah dalam hatiku… Setiap aku mendekatkan diri pada Allah satu langkah, maka seperti itu pula aku menjauh dari maksiat. Kondisi seperti itu terus berlanjut sampai Fatimah berusia tiga tahun. Saat memasuki usia tiga tahun, tanpa sebab sakit sedikitpun, Fatimah meninggal dunia….

Kembali mejadi ahli maksiat

Sungguh tak masuk akal… peristiwa “kematian Fatimah” membuatku putus asa dan aku berbalik menjadi preman, lebih sadis dan kejam dari sebelum aku menikah…Aku kehilangan kesabaran yang seharusnya dimiliki oleh orang beriman saat menghadapi ujian. Aku gagal total dalam menghadapi ujian itu…

Kali ini, hidupku kembali sebagai ahli maksiat dan kezaliman. Bahkan lebih dahsyat dari sewaktu aku masih muda. Akhirnya, setan benar-benar berhasil mempermainkan kehidupanku. Sampai pada suatu saat, setan berkata padaku : "Hari ini, hari yang paling bahagia bagi kamu. Kamu silahkan mabuk semabuk-mabukknya yang belum pernah terjadi sepanjang hidupmu…"

Mimpi hari kiamat

Akupun bertekad untuk mabuk dan minum khamar sebanyak-banyaknya. Sepanjang malam itu kerjaku hanya minum dan minum khamar… Saat aku teler dan kemudian ketiduran, tiba-tiba aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku sedang menghadapi sebuah peristiwa besar, yakni kiamat. Matahari tidak lagi memberikan cahayanya ke bumi. Laut berubah menjadi api raksasa.. Di bumi terjadi gempa yang amat dahsyat.. Semua manusia berkumpul di padang mahsyar..Manusia sangat banyak dan hilir mudik bergelombang-gelombang. Aku adalah salah satu di antara mereka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara orang yang memanggil Fulan bin Fulan.. "Ayo segera menghadap yang Maha Perkasa"…Saat itu aku melihat ada orang yang hitam pekat wajahnya karena sangat ketakutan.. Tak lama kemudian, aku mendengar suara memanggil namaku sambil berkata :" Ayo, segera kamu menghadap kepada yang Maha Perkasa"… Tiba-tiba saja semua manusia sangat banyak itu menghilang dari sekelilingku… Tinggal aku sendiri di tengah padang mahsyar yang amat luas itu.

Saat aku melihat ke suatu arah, tiba-tiba aku melihat ULAR yang sangat besar dan garang sedang menuju ke arah tempat aku berdiri sambil membuka mulutnya lebar-lebar..Aku lari dan berlari menjauh dari kejaran ular tersebut karena sangat takut, sampailah aku meihat seorang KAKEK yang sudah sangat lemah.. Lalu aku berkata : "Bapak! Tolonglah aku dan selamatkan aku dari ular itu!" Sang kakek berkata : "Wahai anakku, aku sendiri sangat lemah dan tidak berdaya sama sekali.. Cobalah anda lari ke suatu tempat di sana semoga ada yang bisa membantumu".. Akupun berlari ke arah yang ditunjukkan kakek tersebut dan ular tersebut di belakangku, sedang di hadapanku ada nyala api yang sangat panas..

Saat itu aku berkata dalam diriku, kamu lari dari kejaran ular atau masuk ke dalam api besar itu? Namun aku tetap berlari sedang ular itu semakin menghampiriku.. Aku coba balik lagi ke arah tempat seorang kakek yang menyarankan aku ke suatu tempat itu. Setelah melihatnya, aku berteriak memanggilnya kembali sambil berkata kepadanya: "Demi Allah, tolonglah selamatkan aku! Engkau berkewajiban menyelamatkanku"… Kakek itu pun menangis karena sedih melihat kondisiku sambil berkata : "Aku ini sudah sangat lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, seperti yang kamu lihat sendiri. Cobalah lari ke arah bukit sana, semoga kamu selamat.."

Akupun berlari sekencang-kencangnya ke arah bukit yang diisyaratkan kakek tersebut…Sedangkan ular besar itu semakin mendekatiku. Setelah mendekati bukit tersebut, aku mendengar riuh suara anak-anak sedang beteriak memanggil anak-ku Fatimah sambil berkata : "Fatimah! Selamatkan ayahmu! Selamatkan segera ayahmu!"

Tiba-tiba saja Fatimah muncul di hadapanku. Seketika itu pula ketakutanku hilang dan rasa bahagia masuk ke dalam dadaku karena bertemu anakku yang meninggal saat berusia tiga tahun. Aku sangat bahagia karena bertemu anakku dan menyelamatkanku dari kondisi sulit seperti itu.. Lalu Fatimah memelukku dengan tangan kanannya sambil mengusir ular besar itu dengan tangan kirinya. Aku seperti mayat (orang yang sudah mati) tak berdaya karena ketakutan…

Setelah ular itu pergi, Fatimah tiba-tiba duduk di atas pangkuanku persis seperti saat dia masih hidup dulu.. Lalu Fatimah berkata :" Wahai ayahanda tercinta! Sudah saatnya orang-orang beriman itu hati mereka khusyuk mengingat Allah.. (QS. Al-Hadid / 57 : 16)".

Setelah mendengarkan ucapan Fatimah, aku bertanya padanya : "Wahai anakku, apakah gerangan ULAR BESAR itu? Lalu Fatimah menjawabnya: Itulah AMAL KEJAHATANMU. Dengan kejahatan dan kezaliman, berarti ayahanda sendiri yang membesarkannya dan nyaris ia memakan ayah..Tidakkah engkau tahu wahai ayahku bahwa semua amal yang dilakukan di dunia akan muncul dalam bentuk makhluk tertentu pada hari kiamat nanti? LAKI-LAKI yang LEMAH itu, menggambarkan AMAL SHOLEH ayah yang tak seberapa.. Engkau sendiri yang melemahkan dan mengerdilkannya sehingga ia menangis melihat kondisimu dan tak mampu berbuat apa-apa padamu."

Kemudian anakku meneruskan ucapannya : "Kalaulah bukan engkau sebagai orang tuaku dan kalaulah bukan aku meninggal saat masih suci (anak-anak), tidak ada lagi yang bermanfaat bagimu…."

Tobat dan kembali ke pangkuan Allah

Tiba-tiba aku terbangun sambil berteriak…"Saatnya ya Allah… Sekarang saatnya aku tobat yaa Robb…Benar, kapan saatnya bagi orang beriman untuk khusyuk hatinya mengingat Allah? Aku berjanji ya Allah…Sekarang juga saatnya…"

Setelah fikiranku agak tenang aku mandi. Saat itu persis waktu subuh. Setelah mandi, aku keluar rumah menuju masjid dekat rumahku dengan semangat bertobat dan kembali kepada pangkuan Allah. Saat aku masuk ke masjid, aku mendengar imam sedang membaca ayat persis seperti yang dibaca anakku dalam mimpi :

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ


"Tidakkah sudah tiba saatnya bagi orang-orang beriman untuk khusyuk hati mereka mengingat Allah dan terhadap apa yang yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an). Dan janganlah mereka seperti orang-orang ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) sebelumnya, maka lama masanya (mereka durhaka pada Allah), lalu hati mereka jadi keras dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS. Al-Hadid/57 :16)

Itulah cerita Malik Bin Dinar sebagaimana yang Beliau ceritakan sendiri. Seorang ulama besar zaman tabi’in (generasi setelah sahabat) yang sebelumnya adalah preman besar. Beliau terkenal dengan kebiiasaannya menangis sepanjang malam sambil berdoa :

Ilahi… Engkau saja yang tahu siapa yang akan menjadi penghuni syurga dan siapa pula yang akan menjadi penghuni neraka.. Yang manakah aku yaa Robb?


Yaa Allah! Jadikanlah aku penduduk syurga dan jangan jadikan aku penghuni nerakamu!

Itulah Malik Bin Dinar. Setelah taubat, beliau belajar Islam dengan sungguh-sungguh sampai menjadi ulama besar di zamannya. Beliau terkenal setiap hari berdiri di pintu masjid sambil berseru :

Wahai hamba yang melakukan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhannmu!


Wahai hamba yang masih lalai, kembalilah kepada Tuhanmu!

Wahai hamba yang lari dari Robb (Tuhan Penciptanya), kembalilah kepada-Nya!

Tuhanmu memanggilmu malam dan siang sambil berkata padamu :

Siapa yang datang dan mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka aku akan mendekat padanya satu hasta…

Siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka aku akan mendekat kepadanya satu depa…

Siapa yang datang padaku sambil berjalan, maka Aku akan datang padanya sambil berlari…

Semoga Allah melunakkan hati kita untuk taubat dan segera kembali kepada-Nya… Amin..

(Sumber: Qwarta Nahid Naviri's note)

Monday, July 19, 2010

KATUP KEIMANAN

Oleh Bulan Cahaya

Ingatlah...!!!
Jangan melakukan MAKSIAT secara TERANG-TERANGAN
Jangan merasa BANGGA dengan perbuatan DOSA
Jangan MENOLAK NASEHAT
Jangan melakukan DOSA dengan TERTAWA
Sehingga....
Anda akan MENANGIS di dalam NERAKA nantinya

Ingatlah...!!!
Tinggalkan segala kemaksiatan,
Orang-orang yang gemar berbuat maksiat,
Tempat maksiat,
Dan segala yang mengingatkanmu kepada kemaksiatan

Ingat dan ketahuilah...
Ketika seseorang melakukan perbuatan dosa
Sedetik saja,
Dia akan nampak RENDAH DALAM PANDANGAN ALLAH SWT
Dan jatuh dihadapan Allah SWT
Kemudian dia akan DIJATUHKAN KE DALAM

Akan tetapi,
Karena sifat dan kemuliaan Allah SWT
Jika dia BERTOBAT,
Allah akan tetap MENJAGA,
MENYELAMATKAN,
MEMBEBASKAN,
Dan MENUNJUKKAN JALAN kebenaran kepadanya.

Maka sadarlah...
Sebelum IBLIS mengibarkan BENDERA KEMENANGAN
Diatas kepala kita.
HINAKANLAH.... sebelum DIA MENGUASAI kita
RENDAHKANLAH... sebelum DIA MEMBANGGAKAN DIRI
TENDANGLAH DIA dari tempat yang tinggi
Sampai kejurang yang curam
Semua dapat dilakukan....
Jika mereka bersedia untuk BERTOBAT

Anda mempunyai batas waktu ENAM JAM....
Rasulullah SAW bersabda :
"SHAHIBUL SYIMAAL (MALAIKAT ATID) AKAN MENGANGKAT PENANYA (MENUNGGU) SELAMA 6 JAM , KETIKA SEORANG HAMBA MUSLIM MELAKUKAN KESALAHAN, JIKA DIA MENYESAL DAN MEMBACA ISTIGHFAR ATAS DOA NYA , MAKA MALAIKAT MENGGUGURKAN . JIKA TIDAK DEMIKIAN MAKA AKAN DITULIS SEBAGAI SATU KESALAHAN (Ibid , hadits Hasan , no 2097)

*RC/27/08/09*

Sumber : Pesan Kata-Kata Hikmah

TERSENTAKNYA HATI, DAHSYATNYA PERINGATAN

Oleh Bulan Cahaya

Banyak yang tidak menyadari betapa PENTINGNYA TOBAT
Banyak juga yang tidak mengerti HAKEKAT TOBAT
Bila itu saja mereka tidak tahu,
Mungkinkah mereka bisa bertobat dengan ilmu dan amal?
Atau menjadikannya Solusi hidup?
Padahal setiap kali Allah mencurahkan kasih sayang-Nya
Pada orang yang bertobat
Pastilah MEREKA ITU ORANG YANG ISTIMEWA DISISINYA

Siapa saja yang menanam kemuliaan semangat dalam jiwanya
Lalu tumbuh semangat itu
Maka jiwanya akan dijauhkan dari segala kotoran,
Siapa saja yang konsisten dengan tekadnya, lalu ia maju terus
Maka jiwanya akan melompat dari ketidakbahagiaan.

BERSEGERALAH MENUJU ALLAH
BERLARILAH MENINGGALKAN KEMAKSIATAN
Tinggalkan semua dosa, syetan, serta nafsu rendah
Tinggalkan dunia, syahwat, harta benda dan kekuasaan
Yang dapat menyebabkan keburukan
Bebaskan diri dari azab , Kesepian dan keterasingan
"SESUNGGUHNYA JIKA ALLAH MENCINTAI HAMBA-NYA
DIA TUNJUKKAN JALAN MENUJU KEBENARAN "
"SESUNGGUHNYA ALLAH MENJAGA HAMBANYA
YANG MUKMIN DI DUNIA KARENA DIA MENCINTAI-NYA "

Lalu BILA DIRI INI BELUM JUGA TERGERAK UNTUK BERTOBAT
Apakah Allah telah melupakan kita?
Apakah Allah tidak lagi peduli keberadaan kita?
Apakah Allah tidak lagi mencintai kita?
Apakah Allah telah membiarkan kita?
Apakah sudah tertutup tabir antara hamba-Nya dengan Allah?
Dosa-dosa besar dalam hati membentuk tabir itu...
Padahal JALAN MENUJU ALLAH hanya dapat ditempuh dengan hati
Dosa-dosa hati yang tersembunyi memutus jalan menuju Allah
Ampuni hamba-Mu... Ya Rabb...

Ya Rahman... Ya Rahim...
Jangan biarkan diri ini terlelap dalam tidur panjangnya
SINGKAPKAN TABIR INI YA RABB
Ketika diri menganggap remeh dosa yang rutin dilakukan...
ketika diri Menganggap kecil dosa...
Ketika diri merasa senang dengan dosa...
Ketika diri menyepelekan perlindunganmu...
Menginspirasi dosa dan pamer dosa...

Ya Allah apakah hati ini sudah mati?
Ketika diri ini tidak lagi takut berbuat dosa...
Ketika hati tidak lagi tergetar ketika disebut nama-Mu...
Ketika hati dan Diri ini bangga dengan dosa-dosa...
Ketika airmata Tobat tidak lagi menetes di pipi ini...

YA Rabb Ampuni diri ini...
Singkapkan tabir antara hamba dengan-MU Ya Allah
Saat diri ini terjatuh...
Saat diri mengalami kemerosotan Iman...
Saat hati terbolak-balik...
Saat diri masih bisa tertawa ditengah dosa-dosa...

YA Rabb apalagi yang tersisa dari diri ini?...
Apalagi yang bisa dibanggakan ?...
Ketika kaki melangkah dibumi-MU...
Bila Pemilik Bumi ini tidak lagi Ridha...
Jalan yang mana akan kutuju?...

Jangan jadikan diri ini BANGKAI HIDUP
YANG BERJALAN DIBUMI ...
Jangan biarkan hamba-Mu
Jadi PENDUDUK NERAKA YANG BERJALAN DI BUMI
Tanpa tahu arah dan tujuan
UNTUK APA HIDUP DAN ARTI HIDUP ...

YA RABB.... DI BULAN SUCI INI...
Dibulan penuh ampunan ini
Dibulan yang penuh Maghfirah dan barokah....
HAMBA KEMBALI i...
Bersujud dihadapan-MU
Memohon Ampunan-Mu
Memohon kasih sayang-Mu
Memohon perlindungan-Mu dan Ridha-Mu...

Andaikan mungkin Ya Allah
Hamba ingin TERLAHIR KEMBALI ...i
Hamba ingin Engkau Bangga
Menatap hamba-Mu dengan tatapan kasih
Menatap hamba-Mu dengan tatapan sayang dan cinta
Menjadi hamba Yang Engkau banggakan
pada malaikat-malaikat-MU
Agar TIDAK SIA-SIA ENGKAU MENCIPTAKANKU ....

YA ALLAH ...
Dibulan suci ini... RAIHLAH AKU DALAM CINTA-MU
Agar diri ini bertobat...
Kembali ke jalan-MU...
Melangkah di jalan-MU
Bersama orang-orang yang bertaubat...
Bersama orang-orang yang engkau cintai...

'SESUNGGUHNYA ALLAH CEMBURU (membenci)
DAN KECEMBURUAN ALLAH YAITU DENGAN
DATANGNYA SESEORANG MUKMIN
TERHADAP APA YANG DIHARAMKAN OLEH ALLAH KEPADA-NYA.
SESUNGGUHNYA SESEORANG TIDAK AKAN MEMASUKI SURGA
KECUALI DENGAN JIWA YANG SELAMAT (BAIK) . (HR Bukhari- Muslim)

"DIBERI DINDING (PAGAR) NERAKA ITU
DENGAN SYAHWAT (yaitu yang merangsang ke jalan keburukan)
DAN DIBERI DINDING SURGA ITU DENGAN SESUATU YANG DIBENCI
(mis: Malas Melakukan kebaikan)
(HR Bukhari-Muslim)

"BARANGSIAPA YANG DIKEHENDAKI OLEH ALLAH
UNTUK DIBERI KEBAIKAN,
NISCAYA ORANG ITU DIJADIKAN PAHAM AGAMA ISLAM
(HR Bukhari-Muslim)

*BC/27/08/09*

Sumber : Pesan Kata-Kata Hikmah  

PEMIKIRAN YANG INDAH

Waktumu adalah usia
Dan pundi-pundimu yang paling berharga
Karena itu jangan biarkan sesuatupun
Merampasnya darimu

Ketika engkau sakit atau mengalami krisis
Maka percayalah bahwa hal itu tidak akan lama
Ia adalah kesempatan dari Allah
Perbanyaklah memohon ampunan kepada-Nya

Dan gunakanlah waktumu
Untuk merancang kehidupanmu,
Kehidupan anak-anakmu,
Dan kehidupan masyarakatmu

Jangan jadikan ilusi dan khayalanmu
Sebagai suatu masalah
Sebab itu tidak ada Solusinya

Dengan membaca dan menganalisis
Engkau dapat mengembangkan kemampuanmu
Kearah yang kau inginkan

Tolak setiap pemikiran
Yang akan membawamu pada kegagalan ,
Kehancuran, kelemahan, kemalasan
Dan melakukan maksiat
Kembangkanlah pemikiran yang indah dalam dirimu

Bersihkanlah selalu akalmu dari pemikiran yang berbahaya
Agar pemikiran yang bermanfaat menjadi semakin banyak
Dan terpupuk dengan baik

Engkau selalu mempunyai kesempatan
Untuk mewujudkan mimpimu
Engkau hanya perlu merencanakan
Apa yang kau impikan itu
Niscaya engkau akan menemui
Kesempatan untuk mewujudkannya

Kehidupan, kemandirian
Dan menghadapi tantangan itu
Memerlukan keinginan ( tekad) yang kuat

Keimananmu kepada Allah
mempunyai prestasi terbesar dalam hidupmu
Keimananmu akan memberimu kekuatan
Dan kepercayaan kepada sang Pencipta Alam Yang maha Agung
Sehingga engkau akan selalu berada dalam Lindungan dan pemeliharaan-Nya

Orang yang berakal itu bukanlah orang yang pandai mencari-cari alasan
Untuk membenarkan kejelekannya setelah terjatuh kedalamnya
Tetapi orang yang berakal itu ialah orang yang pandai
Menyiasati kejelekan Agar tidak terjatuh kedalamnya

( Ir Permadi Alibasyah " Bahan Renungan Kalbu)
*Oleh Elvi Zuhailina/18/08/09*

Sumber : Pesan Kata-Kata Hikmah  

BAHAGIAKANLAH DIRIMU

Sekarang adalah kesempatan EMAS
Untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilanmu

Engkau dapat mengetahui betapa pentingnya PENGARUHMU
Terhadap orang-orang yang ada disekitarmu.
Juga pentingnya berbagai KEMAMPUAN
yang dapat membantumu dalam mengembangkan,
membangun diri, keluarga dan masyarakatmu

KETENANGAN HATI itu tersembunyi dibalik sikap
menerima hal-hal yang baik pada dirimu
dan keteguhan hatimu untuk melakukan kebenaran (David Viscot)

Ada korelasi yang erat antara rasa HORMAT dan CINTA
Dari orang-orang kepada dirimu
dengan daya pengaruhmu terhadap mereka
Juga Ada korelasi yang erat antara
BANTUAN dan JASA yang engkau berikan kepada orang lain,
dengan kemampuanmu untuk mempengaruhi mereka

PERCAYAlah kepada DIRI sendiri maka
Orang lainpun akan percaya kepada dirimu
Ketika engkau menerima keadaan dirimu
Dan percaya pada kemampuanmu, maka
Sesungguhnya engkau sedang mulai mewujudkan KESUKSESANMU

Kebahagiaan itu bukanlah karena
harta yang banyak dan pakaian yang mewah.
Sesungguhnya kebahagiaanmu akan terwujud
Ketika engkau telah memutuskan
untuk MEMBAHAGIAKAN DIRIMU

Ketika engkau MENERIMA keadaan dirimu
Dan PERCAYA pada kemampuanmu ,
Maka sesungguhnya engkau sedang
Mulai mewujudkan KESUKSESANMU

Ketika engkau tidak mengharapkan balasan
dan ucapan terimakasih dari orang lain (IKHLAS).
Maka ketika itulah engkau akan merasakan
KEBAHAGIAAN dan KETENANGAN

Jangan biarkan LUKA LAMA menguasai hatimu.
Biarkanlah kenangan masa lalumu menyentuh perasaanmu,
Tapi jangan biarkan dirimu terus hanyut di dalamnya

MOTTO-MOTTO yang BAIK yang selalu
kau tanamkan dalam dirimu dari waktu ke waktu ,
Dapat membantumu meraih keharmonisan dengan sesama
dan menghilangkan berbagai kendala

Semakin banyak engkau MEMIKIRKAN MASALAH dan KESUSAHAN,
maka semakin banyak , semakin berkembang, semakin subur pula masalah
dan kesusahan itu dalam sendi-sendi kehidupanmu.
Engkau dapat membuat rencana untuk mengatasi semua permasalahan itu
Pilihlah waktu yang tepat untuk berpikir dan merumuskan solusi yang jitu

RENCANAKANLAH KEBAIKAN untuk DIRIMU
Dan juga kebaikan untuk ORANG LAIN.
Dan mulailah harimu dengan DOA

Ketika OBSESI terbesarmu adalah KERIDHAAN Allah
Dan kemuliaan agamanya,
Maka sesungguhnya engkau adalah
sosok PEMANGKU RISALAH yang universal

Tiga hal penting untuk meraik kesuksesan didunia dan akhirat
IMAN kepada Allah
Memohon PERTOLONGAN-NYA pada setiap gerak langkah
dan PERCAYA pada Kekuasaan-Nya


(Saduran bebas oleh Elvi Zuhailina dari : Maha Abul ‘Izz , “Meraih sukses Hidup”)
*EZ/15/08/09*

Sumber : Pesan Kata-Kata Hikmah  

KEBAIKAN DI ATAS KEBAIKAN

Oleh Elvi Zuhailina

Jika Allah MENCINTAI seorang HAMBA ,
maka IA memanggil Jibril dan berfirman:
"Allah MENCINTAI Si Fulan, maka CINTAILAH ia!”
Maka Jibril MENCINTAInya.
Kemudian Jibril memanggil para PENGHUNI LANGIT,
"Allah MENCINTAI Si Fulan, maka CINTAILAH ia!"
Maka para penghuni langit MENCINTAINYA.
Kemudian rasa CINTA ini DITURUNKAN kepadaa Si Fulan agar diterima di BUMI " (Hadits shahih).

Orang yang BERBUAT KEBAIKAN akan merasakan MANISNYA TAAT,
LEZATNYA PENYERAHAN DIRI, TENANGNYA HATI
Serta BAHAGIA dengan SESUATU YANG IA TERIMA...

Allah memilih hambanya SEMATA-MATA hanya karena KETAATANNYA
Allah MENGISTIMEWAKAN mereka karena AMAL IBADAHNYA
Sehingga bisa merasakan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan KATA-KATA dan PERASAAN

Jika kita tidak bisa merasakan KENIKMATAN di dalam HATI
Padahal telah BERBUAT AMAL KEBAIKAN,
Serta tidak menemukan KELAPANGAN di dalam DADA,
Maka kita perlu BERPRASANGKA bahwa Allah MAHA PENERIMA SYUKUR
Kita perlu KOREKSI mungkin PERBUATAN itu telah DIMASUKI HAL-HAL LAIN atau NIATNYA TIDAK IKHLAS...

Jika seseorang MELAKUKAN KEBAIKAN ,
Maka dengan KEBAIKAN tersebut Allah akan MENCUKUPINYA
Allah akan MENOLONGNYA agar dia dapat MELAKUKAN KEBAIKAN LAIN.
Pada dasarnya KEBAIKAN itu adalah MENARIK KEBAIKAN LAIN...

Orang yang BAIK adalah BEBAS
Meskipun DIA adalah seorang BUDAK

Orang yang JAHAT adalah SEORANG BUDAK
Meskipun DIA adalah SEORANG RAJA

Tunjukkan dan lakukan KEBAIKAN SEKARANG juga
Dan JANGAN DITUNDA atau DIABAIKAN
Karena...
WAKTU TIDAK AKAN bisa SAMA lagi

PENDENGAR yang BAIK tidak hanya akan populer
Dan DISUKAI banyak orang
Dia juga menjadi orang yang BANYAK TAHU
Dari apa yang pernah DIDENGARNYA

Meskipun kita sudah MELAKUKAN SESUATU
Dengan CARA YANG TERBAIK
Hasilnya tetap saja TIDAK PASTI
Bahkan seringkali BERTENTANGAN
Tetapi, TETAPLAH BERBUAT YANG TERBAIK

Bila kita mempunyai SUATU NIAT, yang BERSUNGGUH-SUNGGUH
Untuk suatu KEBAIKAN maka UCAPKANLAH
Karena UCAPAN itu adalah IKATAN
Biasanya seseorang akan berusaha MENGIKUTI apa yang DIUCAPKANNYA

BAHAGIANYA HATI karena MENERIMA KEBAIKAN
SEDIHNYA HATI karena MENERIMA YANG MENYAKITKAN

"TIDAK ADA SUATU KEBAIKAN KECUALI PADA DASARNYA KEBAIKAN ITU MENARIK KEBAIKAN LAIN"

BAIK itu "TIDAK CUKUP" kalau "LEBIH BAIK" masih MUNGKIN

*EZ/02/08/09

Sumber : Pesan Kata-Kata Hikmah 

SETETES EMBUN

Kalbu yang bersih adalah…
kalbu yang tidak mengandung syirik,tipuan,
dengki dan iri hati di dalamnya

Kasihanilah orang-orang yang lemah
Niscaya anda akan bahagia

Berilah orang-orang yang membutuhkan pertolongan
Niscaya anda akan merasa puas

Redamlah emosi anda
Niscaya anda akan selamat

Berikanlah kebajikan
niscaya anda akan menjadi manusia
yang paling berbahagia

Kelembutan Allah berapapun lamanya
Niscaya terasa bagaikan kedipan mata bila mata memejam

Allah menyukai orang-orang yang suka bertobat
Karena kembali kepada-Nya
Dan mengadukan perihal kepada-Nya

Shalat menjamin kelapangan dada pelakunya
Dan mengusir segala kesedihannya

Sakit laksana misi yang membawa berita gembira
Sedang sehat bak hiasan yang mempunyai harganya sendiri

Meninggalkan maksiat adalah jihad
Dan menetapinya adalah keingkaran

Pemberian yang paling utama dan paling jernih
Adalah dari mereka yang tidak mempunyai sesuatupun
Tetapi mereka mengetahui nilai kata-kata dan senyuman

Karena berapa banyak orang yang memberi
Tetapi seakan-akan bukan pemberian yang mereka hadiahkan
Melainkan tamparan

Semua orang, baik yang memiliki istana
Maupun yang memiliki rumah sederhana
Pasti menjalani kehidupannya
Tetapi siapakah yang benar-benar
Meraih kebahagiaan dalam hidupnya?

Gunakanlah tiap detik anda untuk bertasbih,
Tiap menit anda untuk berpikir ,
Tiap jam anda untuk beramal

Hapuslah airmata anak yatim
Agar anda meraih ridha Tuhan yang Maha pemurah
Dan menempati surga-Nya

Belilah dengan uang anda doa orang-orang fakir
dan kecintaan orang-orang miskin
Esok akan merekah bunga yang harum aromanya
Mengusir segala kesedihan menjadi penghibur hati

(Dr. Aidh Al-Qarni)
Oleh Elvi Zuhailina @ Discussion Board
*EZ/11/08/09*

Sumber : Pesan Kata-Kata Hikmah 

PUSPA INDAH DI TAMAN HATI

Jadikan Al-Quran dengan segala isinya sebagai landasan hidup
Pelajari makna dan tafsirnya , dan amalkan dalam kehidupan
Kuburlah semua kesalahan orang lain
Sehingga kita menjadi pemaaf, bijaksana dan berbudi

Tersenyumlah dengan ikhlas sebagai tanda hati terbuka-
Dan memberi manfaat, untuk menciptakan suasana menjadi ceria
Menyimpan "dendam " dan "amarah" atau
rasa ingin membalas suatu tindak kejahatan
adalah sama dengan menyimpan "bara"Yang dapat membakar hati sanubari

Hargai pemberian dan penghargaan orang lain
Tidak perlu berlebihan namun terimalah dengan hati terbuka
Janganlah membenci seseorang -
karena pemahaman dan pendapat yang berbeda
Perbedaan adalah suatu karunia dan bersikaplah demokrasi

Ucapkanlah salam dengan menyebut nama-NYA
Pada berbagai kesempatan dan waktu sesuai tatakrama
Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan
Janganlah goyah bila kita tertimpanya.

Janganlah berkhianat atas kepercayaan yang telah diberikan
Jangan melukai hati orang lain walaupun dengan sepatah kata
Jagalah amanah jangan hilangkan kepercayaan orang
Ringankan beban mereka yang tengah dilanda derita duka dan nestapa
Hiburlah hatinya agar segera pulih dari luka

Manusia adalah makhluk ciptaan-NYA
Janganlah takut kepada manusia, Jika kebenaran dijalan Allah yang harus dibela
Bersikaplah adil , walaupun dalam memperoleh keadilan tersebut kita-
mendapat banyak hal yang merugikan dan kesukaran.

Programkan suatu rencana kehidupan untuk masa depan
Namun tetaplah tawakal atas segala kuasanya
Beramal dan berbagi kasih sayang kepada sesama manusia
Yang memiliki kekurangan, lakukan dengan ikhlas.
Kembangkan sikap peduli bukan untuk di puji.

Sebaris kalimat yang bermakna
Bagaikan sebutir mutiara di dalam samudera
Sampaikanlah sebagai nasehat kepada para sahabat dan kerabat
Agar mereka selalu ingat akan Kuasa-NYA


(Saduran bebas dari "Menggapai hidup bermakna karya Iqbal Hamdi oleh Elvi Zuhailina)
*EZ/10/08/09*

Sumber : Pesan Kata-Kata Hikmah

Friday, July 16, 2010

Perbanyaklah Shalawat di Hari Jum’at

Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal


Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.


Amalan yang satu ini juga mungkin banyak dilalaikan oleh kamu muslimin atau mungkin belum diketahui. Amalan tersebut adalah shalawat kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janganlah kita sampai melalaikan amalan ini.


Keutamaan Bershalawat Kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim no. 408)

Keutamaan Bershalawat di Hari Jum’at


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-)

Amalkanlah Shalawat Berikut


Di antara shalawat yang dianjurkan yang dapat kita amalkan adalah:
[1] Dari Zaid bin Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ
Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi. [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi]” (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 60. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa hadits ini shohih)

[2] Dari Ka’ab bin ‘Ujroh, beliau mengatakan,



“Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahu bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu bagaimana kami bershalawat padamu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah :
اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid” [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia]" (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 56. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa sanad hadits ini shohih)

[3] Dalam riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh shalawat sebagai berikut,



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.” [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia]

Itulah bacaan shalawat yang dapat kita amalkan dan hendaknya kita mencukupkan diri dengan shalawat yang telah diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janganlah kita mengamalkan shalawat yang sebenarnya tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apalagi mengandung kesyirikan semacam shalawat nariyah. Butuh pembahasan tersendiri untuk membahas shalawat nariyah ini.


Penutup


Saudaraku, perbanyaklah shalawat di hari Jum’at. Ingatlah, makna shalawat adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Abul ‘Aliyah,



صَلاَةُ اللَّهِ ثَنَاؤُهُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَلاَئِكَةِ
“Shalawat Allah adalah pujian-Nya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan para malaikat.” (HR. Bukhari no. 10)

Sebagian ulama mengatakan bahwa makna shalawat dari Allah adalah rahmat, dari malaikat adalah istigfar (mohon ampunan) dan dari manusia adalah do’a. Namun makna shalawat dari Allah yang lebih tepat adalah sebagaimana perkataan Abul ‘Aliyah di atas sebagaimana yang dikuatkan oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’ dan Syarh Bulughul Marom.
Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mengamalkannya. Semoga Allah selalu memberi kita ilmu yang bermanfaat.


Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.


Panggang, Gunung Kidul, 16 Shofar 1430 H
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya
Muhammad Abduh Tuasikal


Sumber : rumaysho.wordpress.com

Thursday, July 15, 2010

Subuh Yang Indah Bersamamu, Ya Rasulallah

Dari mailing-list Kalam Salman, alumni Masjid Salman ITB, saya memperoleh tulisan bagus dari KH. Jalaluddin Rakhmat. Sebagian dari kita barangkali sudah pernah mendengar hadits “kelebihan” iman pengikut pada masa sekarang, namun diungkapkan dengan bahasa yang indah, kisah tersebut tetap menarik disimak.


Subuh Yang Indah Bersamamu, Ya Rasulallah
oleh KH. Jalaluddin Rakhmat


Dini hari di Madinah Al-Munawwarah. Aku saksikan sahabat-sahabat berkumpul di masjidmu. Angin sahara membekukan kulitku. Gigiku gemeretak, kakiku berguncang.


Tiba-tiba pintu hujrahmu terbuka. Dan kau datang, ya Rasulallah. Kami pandang dikau. “Assalamu ‘alaika ayyuhan nabi warahmatullahi wabarakatuh,” kudengar salam disampaikan bersahut-sahutan. Kau tersenyum, ya Rasulallah. Wajahmu bersinar. Angin sahara berubah hangat. Cahayamu memasuki seluruh daging dan jiwaku. Dini hari Madinah berubah menjadi pagi yang indah. Kudengar kau bersabda, “Adakah air pada kalian?”


Cepat-cepat kutengok gharibah-ku. Kulihat para sahabat yang lain sibuk memeriksa kantong mereka, “Tak ada setitik air pun, ya Rasulallah.” Kusesali diriku, mengapa tidak kucari air yang cukup sebelum tiba di masjidmu. Beruntung benar sekiranya kubasahi wajah dan tanganmu dengan percikan air dari kantung airku.


Kudengar suaramu yang indah, “Bawakan padaku wadah yang masih basah.” Aku ingin loncat mempersembahkan gharibah airku tapi ratusan sahabatmu berdesakan mendekatimu. Kau ambil satu gharibah air yang kosong. Kau celupkan jari jemarimu yang mulia. Subhanallah, kulihat air mengalir dari sela-sela jemarimu. Kami berdesakan, berebutan berwudu dari pancuran sucimu. Betapa sejuk air itu ya Rasulallah. Betapa harum air itu ya Nabiyallah. Betapa lezat air itu, ya Habiballah. Kulihat Abdullah bin Mas’ud pun mereguk sepuas-puasnya.


Qad qâmatish shalâh, qad qâmatish shalah….


Alangkah bahagianya aku bisa salat di belakangmu, ya Sayyidal Anâm. Ayat-ayat suci mengalir dari suaramu. Melimpah, memenuhi jantung dan seluruh pembuluh darahku.


Usai salat subuh, kau pandangi kami, masih dengan senyum yang indah itu. Cahaya wajahmu, ya Rasulallah, tak mungkin aku lupakan. Ingin kubenamkan setetes diriku dalam samudera dirimu. Ingin kujatuhkan sebutir pribadiku pada sahara tak terhingga pribadimu.


Kudengar kau berkata, “Menurut kalian, siapakah mahluk yang paling menakjubkan imannya?”


Kami jawab serempak, “Malaikat, ya Rasulallah.”


“Bagaimana mereka tak beriman, padahal mereka berada di samping Tuhan mereka?” jawabmu.


“Kalau begitu para nabi, ya Rasulallah.”


“Bagaimana mereka tak beriman, bukankah wahyu turun kepada mereka?”


“Kalau begitu kami, sahabat-sahabatmu, ya Rasulallah.”


“Bagaimana kalian tak beriman padaku padahal aku berada di tengah-tengah kalian? Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman? Mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan.” Aku tahu, ya Rasulallah, kami telah saksikan mukjizatmu. Kulihat wajahmu yang bersinar, kulihat air telah mengalir dari sela jemarimu, bagaimana mungkin kami tak beriman kepadamu. Kalau begitu siapa ya Rasulallah, orang yang kau sebut paling menakjubkan imannya?


Langit Madinah bening, bumi Madinah hening. Kami termangu. Ah, gerangan siapa mereka itu? Siapa yang kaupuji itu, ya Rasulallah? Kutahan napasku, kucurahkan perhatianku. Dan bibirmu yang mulia mulai bergerak, “Orang yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang datang sesudahku. Yang beriman kepadaku, padahal mereka tak pernah melihat dan berjumpa denganku. Yang paling menakjubkan imannya adalah orang yang datang setelah aku tiada. Yang membenarkan aku padahal mereka tak pernah melihatku. Mereka adalah saudara-saudaraku.”


Kami terkejut. “Ya Rasulallah, bukankah kami saudaramu juga?”


Kau menjawab, “Benar, kalian adalah para sahabatku. Adapun saudaraku adalah mereka yang hidup setelah aku. Yang beriman kepadaku padahal mereka tak pernah melihatku. Merekalah yang beriman kepada yang gaib, yang menunaikan salat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan kepada mereka…(QS. Al-Baqarah; 3)”


Kau diam sejenak ya Rasulallah. Langit Madinah bening, bumi Madinah hening. Kudengar kau berkata, “Alangkah rindunya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku. Alangkah beruntungnya bila aku dapat bertemu dengan saudara-saudaraku.”


Suaramu parau dan butiran air mata tergenang di sudut matamu. Kau ingin berjumpa dengan mereka, ya Rasulallah. Kau rindukan mereka, ya Nabiyallah. Kau dambakan mereka, ya Habiballah….


Wahai Rasulullah, kau ingin bertemu dengan mereka yang tak pernah dijumpaimu, mereka yang bibirnya selalu bergetar menggumamkan shalawat untukmu. Kau ingin datang memeluk mereka, memuaskan kerinduanmu. Kau akan datang kepada mereka yang mengunjungimu dengan shalawat. Masih kuingat sabdamu, “Barangsiapa yang datang kepadaku, aku akan memberinya syafaat di hari kiamat.”


Yâ wajîhan ‘indallâh, isyfa’lanâ ‘indallâh. Wahai yang mulia di sisi Allah, berikanlah syafaat kepada kami di sisi Allah…


* Tulisan ini diturunkan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad saw, 12 Rabiul Awwal 1422 H.


Sumber : Cafe deGromiest

Wednesday, July 14, 2010

You Are Special

Suatu hari seorang pembicara terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik. Sambil memegang uang pecahan Rp. 100.000,00, ia bertanya kepada hadirin, “Siapa yang mau uang ini?” Tampak banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat.

“Saya akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian, tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini.”

Ia berdiri mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat2. Lalu bertanya lagi,”Siapa yang masih mau uang ini?” Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.

“Baiklah,” jawabnya, “Apa jadinya bila saya melakukan ini?” ujarnya sambil menjatuhkan uang itu ke lantai dan menginjak2nya dengan sepatunya. Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.

“Nah, apakah sekarang masih ada yang berminat?” Tangan-tangan yang mengacung masih tetap banyak.

“Hadirin sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting.

Apapun yang terjadi dengan uang ini, anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya. Biarpun lecek dan kotor, uang itu tetap bernilai Rp. 100.000,00.

Dalam kehidupan ini kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita. Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti.

Padahal apapun yang telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda, terlebih di mata Tuhan.

Jangan pernah lupa – Anda spesial…!!!

BEst, Bobby Meidrie Levianto
Sumber: Soulful (Merry)
http://meidrie.wordpress.com/inspiring-the-human-spirit/

Anak Kerang

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

“Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.”

Si ibu terdiam, sejenak, “Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”.

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa’ yang disantap orang, atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara’.

Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja’.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu… “Airmataku diperhitungkan Tuhan… dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara!…”

PostedBy: Bobby Meidrie Levianto
(sumber: Jansen H. Sinamo)
http://meidrie.wordpress.com/inspiring-the-human-spirit/

Wednesday, July 7, 2010

JANGAN MARAH, KAMU AKAN MASUK SURGA!

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullahu ta’ala

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]

TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh: al-Bukhâri (no. 6116), Ahmad (II/362, 466, III/484), at-Tirmidzi (no. 2020), Ibnu Hibban (no. 5660-5661 dalam at-Ta’lîqâtul Hisân), ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul-Kabîr (II/261-262, no. 2093-2101), Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (no. 25768-25769), ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (no. 20286), al-Baihaqi dalam Syu’abul-Îmân (no. 7924, 7926), al-Baihaqi dalam as-Sunanul-Kubra (X/105), al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (XIII/159, no. 3580).

SYARAH HADITS
Sahabat yang meminta wasiat dalam hadits ini bernama Jariyah bin Qudamah Radhiyallahu ‘anhu. Ia meminta wasiat kepada Nabi dengan sebuah wasiat yang singkat dan padat yang mengumpulkan berbagai perkara kebaikan, agar ia dapat menghafalnya dan mengamalkannya. Maka Nabi berwasiat kepadanya agar ia tidak marah. Kemudian ia mengulangi permintaannya itu berulang-ulang, sedang Nabi tetap memberikan jawaban yang sama. Ini menunjukkan bahwa marah adalah pokok berbagai kejahatan, dan menahan diri darinya adalah pokok segala kebaikan.

Marah adalah bara yang dilemparkan setan ke dalam hati anak Adam sehingga ia mudah emosi, dadanya membara, urat sarafnya menegang, wajahnya memerah, dan terkadang ungkapan dan tindakannya tidak masuk akal.

DEFINISI MARAH
Marah ialah bergejolaknya darah dalam hati untuk menolak gangguan yang dikhawatirkan terjadi atau karena ingin balas dendam kepada orang yang menimpakan gangguan yang terjadi padanya.

Marah banyak sekali menimbulkan perbuatan yang diharamkan seperti memukul, melempar barang pecah belah, menyiksa, menyakiti orang, dan mengeluarkan perkataan-perkataan yang diharamkan seperti menuduh, mencaci maki, berkata kotor, dan berbagai bentuk kezhaliman dan permusuhan, bahkan sampai membunuh, serta bisa jadi naik kepada tingkat kekufuran sebagaimana yang terjadi pada Jabalah bin Aiham, dan seperti sumpah-sumpah yang tidak boleh dipertahankan menurut syar’i, atau mencerai istri yang disusul dengan penyesalan.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqâlani rahimahullah berkata, “Adapun hakikat marah tidaklah dilarang karena merupakan perkara tabi’at yang tidak bisa hilang dari perilaku kebiasaan manusia.”[1]

Yang dimaksud dengan hadits di atas adalah marah yang dilakukan karena menuruti hawa nafsu dan menimbulkan kerusakan.

Di dalam Al-Qur`ân Karim disebutkan bahwasanya Allah marah. Adapun marah yang dinisbatkan kepada Allah Ta’ala Yang Mahasuci adalah marah dan murka kepada orang-orang kafir, musyrik, munafik, dan orang-orang yang melewati batas-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Dia mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan (juga) orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (adzab) yang buruk, dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka, serta menyediakan neraka Jahannam bagi mereka. Dan (neraka Jahannam) itu seburuk-buruk tempat kembali”. [al-Fath/48 : 6] [2]

Di dalam hadits yang panjang tentang syafaat disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat marah yang belum pernah marah seperti kemarahan saat itu baik sebelum maupun sesudahnya.[3]

Setiap muslim wajib menetapkan sifat marah bagi Allah, tidak boleh mengingkarinya, tidak boleh ditakwil, dan tidak boleh menyamakan dengan sifat makhluk-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

“…Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat” [asy-Syûrâ/42 : 11]

Sifat marah bagi Allah Azza wa Jalla merupakan sifat yang sesuai dengan keagungan dan kemuliaan bagi Allah, dan ini merupakan manhaj Salaf yang wajib ditempuh oleh setiap muslim.

Adapun marah yang dinisbatkan kepada makhluk; ada yang terpuji ada pula yang tercela. Terpuji apabila dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dalam membela agama Allah Azza wa Jalla dengan ikhlas, membela hak-hak-Nya, dan tidak menuruti hawa nafsu, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau marah karena ada hukum-hukum Allah dan syari’at-Nya yang dilanggar, maka beliau marah. Begitu pula marahnya Nabi Musa Alaihissalam [4] dan marahnya Nabi Yunus Alaihissalam [5]. Adapun yang tercela apabila dilakukan karena membela diri, kepentingan duniawi, dan melewati batas.

Dalam hadits di atas disebutkan larangan marah karena marah mengikuti emosi dan hawa nafsu yang pengaruhnya membawa kepada kehancuran dan kebinasaan.

Ja’far bin Muhammad rahimahullah mengatakan, “Marah adalah pintu segala kejelekan.” Dikatakan kepada Ibnu Mubarak rahimahullah, “Kumpulkanlah untuk kami akhlak yang baik dalam satu kata!” Beliau menjawab, “Meninggalkan amarah.” Demikian juga Imam Ahmad rahimahullah dan Ishaq rahimahullah menafsirkan bahwa akhlak yang baik adalah dengan meninggalkan amarah.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Engkau jangan marah “ kepada orang yang meminta wasiat kepada beliau mengandung dua hal.

Pertama. Maksud dari perintah beliau ialah perintah untuk memiliki sebab-sebab yang menghasilkan akhlak yang baik, berupa dermawan, murah hati, penyantun, malu, tawadhu’, sabar, menahan diri dari mengganggu orang lain, pemaaf, menahan amarah, wajah berseri, dan akhlak-akhlak baik yang semisalnya.

Apabila jiwa terbentuk dengan akhlak-akhlak yang mulia ini dan menjadi kebiasaan baginya, maka ia mampu menahan amarah, pada saat timbul berbagai sebabnya.

Kedua. Maksud sabda Nabi ialah, “Engkau jangan melakukan tuntutan marahmu apabila marah terjadi padamu, tetapi usahakan dirimu untuk tidak mengerjakan dan tidak melakukan apa yang diperintahnya.” Sebab, apabila amarah telah menguasai manusia, maka amarah itu yang memerintah dan yang melarangnya.

Makna ini tercermin dalam firman Allah Ta’ala:
”Dan setelah amarah Musa mereda… ” [al-A’râf/7 : 154]

Apabila manusia tidak mengerjakan apa yang diperintahkan amarahnya dan dirinya berusaha untuk itu, maka kejelekan amarah dapat tercegah darinya, bahkan bisa jadi amarahnya menjadi tenang dan cepat hilang sehingga seolah-olah ia tidak marah.

Pada makna inilah terdapat isyarat dalam Al-Qur`ân dengan firman-Nya Azza wa Jalla :

“… Dan apabila mereka marah segera memberi maaf” [asy-Syûrâ/42 : 37]

Juga dengan firman-Nya Ta’ala:

“…Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” [Ali ‘Imrân/3 : 134]

Nabi memerintahkan orang yang sedang marah untuk melakukan berbagai sebab yang dapat menahan dan meredakan amarahnya. Dan beliau memuji orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah.

Diantara cara yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meredam amarah adalah dengan mengucapkan: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ .

Diriwayatkan dari Sulaiman bin Shurad Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Kami sedang duduk bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba ada dua orang laki-laki saling mencaci di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang dari keduanya mencaci temannya sambil marah, wajahnya memerah, dan urat lehernya menegang, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, aku mengetahui satu kalimat, jika ia mengucapkannya niscaya hilanglah darinya apa yang ada padanya (amarah). Seandainya ia mengucapkan,

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.

(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)”. Para sahabat berkata, “Tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Rasulullah?” Laki-laki itu menjawab, “Aku bukan orang gila”.[6]

Allah Ta’ala memerintahkan kita apabila kita diganggu setan hendaknya kita berlindung kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan jika setan datang mengodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui” [al-A’râf/7 : 200]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar orang yang marah untuk duduk atau berbaring. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ.

“Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring” [7].

Ada yang mengatakan bahwa berdiri itu siap untuk balas dendam, sedang orang duduk tidak siap untuk balas dendam, sedang orang berbaring itu sangat kecil kemungkinan untuk balas dendam.

Maksudnya ialah hendaknya seorang muslim mengekang amarahnya dalam dirinya dan tidak menujukannya kepada orang lain dengan lisan dan perbuatannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan apabila seseorang marah hendaklah ia diam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ.

“Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam” [8].

Ini juga merupakan obat yang manjur bagi amarah, karena jika orang sedang marah maka keluarlah darinya ucapan-ucapan yang kotor, keji, melaknat, mencaci-maki dan lain-lain yang dampak negatifnya besar dan ia akan menyesal karenanya ketika marahnya hilang. Jika ia diam, maka semua keburukan itu hilang darinya.

Menurut syari’at Islam bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ.

“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”. [9]

Imam Ibnu Baththal rahimahullah mengatakan bahwa melawan hawa nafsu lebih berat daripada melawan musuh.[10]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang keutamaan orang yang dapat menahan amarahnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ.

“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah k akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai” [11].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada seorang sahabatnya,

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ.

“Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga” [12].

Yang diwajibkan bagi seorang Mukmin ialah hendaklah keinginannya itu sebatas untuk mencari apa yang dibolehkan oleh Allah Ta’ala baginya, bisa jadi ia berusaha mendapatkannya dengan niat yang baik sehingga ia diberi pahalanya karena. Dan hendaklah amarahnya itu untuk menolak gangguan terhadap agamanya dan membela kebenaran atau balas dendam terhadap orang-orang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sebagaiman Allah Ta’ala berfirman:

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. Dan Dia menghilangkan kemarahan hati mereka (orang Mukmin)… ” [at-Taubah/9 : 14-15]

Ini adalah keadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak balas dendam untuk dirinya sendiri. Namun jika ada hal-hal yang diharamkan Allah dilanggar, maka tidak ada sesuatu pun yang sanggup menahan kemarahan beliau. Dan beliau belum pernah memukul pembantu dan wanita dengan tangan beliau, namun beliau menggunakan tangan beliau ketika berjihad di jalan Allah.

‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha ditanya tentang akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka ia menjawab, “Akhlak beliau adalah Al-Qur`ân.”[13] Maksudnya beliau beradab dengan adab Al-Qur`ân, berakhlak dengan akhlaknya. Beliau ridha karena keridhaan Al-Qur`ân dan marah karena kemarahan Al-Qur`ân.

Karena sangat malunya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menghadapi siapa pun dengan sesuatu yang beliau benci, bahkan ketidaksukaan beliau terlihat di wajah beliau, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri , ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih pemalu daripada gadis yang dipingit. Apabila beliau melihat sesuatu yang dibencinya, kami mengetahuinya di wajah beliau.”[14]

Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi tahu Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu tentang ucapan seseorang, “Pembagian ini tidak dimaksudkan untuk mencari wajah Allah.” Maka ucapan itu terasa berat bagi beliau, wajah beliau berubah, beliau marah, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya bersabda:

لَقَدْ أُوْذِيَ مُوْسَى بِأَكْثَرَ مِنْ هَذَا فَصَبَرَ.

“Sungguh Musa disakiti dengan yang lebih menyakitkan daripada ini, namun beliau bersabar” [15].

Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat atau mendengar sesuatu yang membuat Allah Azza wa Jalla murka, maka beliau marah karenanya, menegurnya, dan tidak diam. Beliau pernah memasuki rumah ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha dan melihat tirai yang terdapat gambar makhluk hidup padanya, maka wajah beliau berubah dan beliau merobeknya lalu bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling keras adzabnya pada hari Kiamat ialah orang yang menggambar gambar-gambar ini.” [16]

Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi pengaduan tentang imam yang shalat lama dengan manusia hingga sebagian mereka terlambat, beliau marah, bahkan sangat marah, menasihati manusia, dan menyuruh meringankan shalat (supaya tidak memanjangkan shalatnya).[17]

Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi was allam melihat dahak di kiblat masjid, beliau marah, mengeruknya, dan bersabda, “Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian berada dalam shalat, maka Allah Azza wa Jalla ada di depan wajahnya. Oleh karena itu, ia jangan sekali-kali berdahak di depan wajahnya ketika shalat.”[18]

Diantara do’a yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam baca ialah:

أَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَى.

“Aku memohon kepada-Mu perkataan yang benar pada saat marah dan ridha” [19].

Ini sangat mulia, yaitu seorang hanya berkata benar ketika ia marah atau ridha, karena sebagian manusia jika mereka marah , mereka tidak bisa berhenti dari apa yang mereka katakan.

Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Kami pernah berjalan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada satu peperangan, dan ada seorang laki-laki berada di atas untanya. Unta orang Anshar itu berjalan lambat kemudian orang Anshar itu berkata, ‘Berjalanlah semoga Allah melaknatmu.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang itu, ‘Turunlah engkau dari unta tersebut. Engkau jangan menyertai kami dengan sesuatu yang telah dilaknat. Kalian jangan mendo’akan kejelekan bagi diri kalian. kalian jangan mendo’akan kejelekan bagi anak-anak kalian. Kalian jangan mendo’akan kejelekan bagi harta kalian. Tidaklah kalian berada di satu waktu jika waktu tersebut permintaan diajukan, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengabulkan bagi kalian.”[20]

Ini semua menunjukkan bahwa do’a orang yang marah akan dikabulkan jika bertepatan dengan waktu yang diijabah, dan pada saat marah ia dilarang berdo’a bagi kejelekan dirinya, keluarganya, dan hartanya.

Seorang ulama Salaf t berkata, ”Orang yang marah jika penyebab marahnya adalah sesuatu yang diperbolehkan seperti sakit dan perjalanan, atau penyebab amarahnya adalah ketaatan seperti puasa, ia tidak boleh dicela karenanya,” maksudnya ialah orang tersebut tidak berdosa jika yang keluar darinya ketika ia marah ialah perkataan yang mengandung hardik, caci-maki, dan lain sebagainya, seperti disabdakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya aku hanyalah manusia, aku ridha seperti ridhanya manusia dan aku marah seperti marahnya manusia. Orang Muslim mana saja yang pernah aku caci dan aku cambuk, maka aku menjadikannya sebagai penebus (dosa) baginya.”[21]

Sedang jika yang keluar dari orang yang marah adalah kekufuran, kemurtadan, pembunuhan jiwa, mengambil harta tanpa alasan yang benar, dan lain sebagainya, maka orang Muslim tidak ragu bahwa orang marah tersebut mendapat hukuman karena semua itu. Begitu juga jika yang keluar dari orang yang marah adalah perceraian, pemerdekaan budak, dan sumpah, ia dihukum karena itu semua tanpa ada perbedaan pendapat di dalamnya.[22]

Diriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu ‘Abbas bahwa seorang laki-laki berkata, “Aku mentalaq istriku dengan talak tiga ketika aku marah.” Maka Ibnu ‘Abbas berkata, “Sesungguhnya Ibnu ‘Abbas tidak bisa menghalalkan untukmu apa yang telah Allah haramkan atasmu, engkau telah mendurhakai kepada Rabb-mu, dan engkau mengharamkan istrimu atas dirimu sendiri.”[23]

Diriwayatkan dengan shahih dari banyak Sahabat bahwa mereka berfatwa sesungguhnya sumpah orang yang marah itu sah dan di dalamnya terdapat kaffarat.

Al-Hasan rahimahullah berkata, “Thalaq yang sesuai Sunnah ialah suami mentalaq istrinya dengan talaq satu dalam keadaan suci dan tidak digauli. Suami mempunyai hak pilih antara masa tersebut dengan istrinya selama tiga kali haidh. Jika ia ingin rujuk dengan istrinya, ia berhak melakukannya. Jika ia marah, istrinya menunggu tiga kali haidh atau tiga bulan jika ia tidak haidh agar marahnya hilang.” Al-Hasan rahimahullah berkata lagi, “Allah menjelaskan agar tidak seorang pun menyesal dalam perceraiannya seperti yang diperintahkan Allah.” Diriwayatkan oleh al-Qadhi Isma’il.[24]

BAGAIMANA MENGOBATI AMARAH JIKA TELAH BERGEJOLAK?
Orang yang marah hendaklah melakukan hal-hal berikut:
1. Berlindung kepada Allah dari godaan setan dengan membaca:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."
2. Mengucapkan kalimat-kalimat yang baik, berdzikir, dan istighfar.
3. Hendaklah diam, tidak mengumbar amarah.
4. Dianjurkan berwudhu’.[25]
5. Merubah posisi, apabila marah dalam keadaan berdiri hendaklah duduk, dan apabila marah dalam keadaan duduk hendaklah berbaring.
6. Jauhkan hal-hal yang membawa kepada kemarahan.
7. Berikan hak badan untuk beristirahat.
8. Ingatlah akibat jelek dari amarah.
9. Ingatlah keutamaan orang-orang yang dapat menahan amarahnya.
Wallâhu a’lam.

FAWA`ID HADITS
1. Semangatnya para Sahabat untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagi mereka.
2. Dianjurkan memberikan nasihat dan wasiat bagi orang yang memintanya.
3. Seorang muslim harus mencari jalan-jalan kebaikan dan keselamatan yang sesuai dengan Sunnah.
4. Mengulangi nasihat memiliki manfaat yang banyak.
5. Larangan dari marah berdasarkan sabda beliau, “Engkau jangan marah!” Sebab, amarah dapat menimbulkan berbagai kerusakan yang besar apabila seseorang berbuat dengan menuruti hawa nafsu untuk membela dirinya.
6. Agama Islam melarang akhlak yang jelek, dan larangan tersebut mengharuskan perintah berakhlak yang baik.
7. Marah merupakan sifat dan tabi’at manusia.
8. Dianjurkan untuk menahan marah dan ini termasuk dari sifat seorang mukmin.
9. Melawan hawa nafsu lebih berat daripada melawan musuh.
10. Dianjurkan menjauhkan hal-hal yang membawa kepada kemarahan.
11. Marah yang terpuji adalah apabila seseorang marah karena Allah, untuk membela kebenaran, dan tidak menuruti hawa nafsu dan tidak merusak.
12. Sabar dan pemaaf adalah sifat orang yang beriman dan berbuat kebajikan.
13. Apabila seseorang marah hendaklah ia berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, dan melakukan apa yang disebutkan di atas tentang obat meredam amarah.

Maraaji’:
1. Al-Qur`ân dan terjemahnya.
2. Al-Mu’jamul Ausath lith-Thabrani.
3. Al-Wâfi fî Syarhil Arba’în an-Nawawiyyah, karya Dr. Musthafa al-Bugha dan Muhyidin Mustha.
4. As-Sunanul Kubra lin-Nasâ`i.
5. Bahjatun-Nâzhirîn Syarh Riyâdhish-Shâlihîn, karya Syaikh Salim bin ‘Id al-Hilali.
6. Jâmi’ul ‘Ulûm wal-Hikam, karya Ibnu Rajab al-Hanbali. Tahqiq: Syu’aib al-Arnauth dan Ibrâhim Bâjis.
7. Kutubus Sab’ah.
8. Mushannaf Ibni Abi Syaibah.
9. Mustadrak al-Hakim.
10. Qawâ’id wa Fawâ`id minal-‘Arba’în an-Nawawiyyah, karya Nazhim Muhammad Sulthan.
11. Shahiih al-Jâmi’ish Shaghîr.
12. Shahîh Ibni Hibban dengan at-Ta’liqâtul-Hisân ‘ala Shahîh Ibni Hibban.
13. Shahîh at-Targhîb wat-Tarhîb.
14. Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah.
15. Sunan ad-Darimi.
16. Sunan al-Baihaqi.
17. Syarhul Arba’în an-Nawawiyyah, karya Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimin.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] Disalin dari http://www.almanhaj.or.id/content/2600/slash/0
________
Footnote
[1]. Fat-hul Bâri, X/520.
[2]. Lihat juga QS. Thâhaa ayat 81 dan Qs. al-Mumtahanah ayat 13.
[3]. HR al-Bukhâri (no. 3162, 4435), Muslim (no. 194), at-Tirmidzi (no. 2434), Ahmad (II/435), Ibnu Hibban (no. 6431 –at-Ta’lîqâtul Hisân), Ibnu Abi Syaibah (no. 32207), dan an-Nasâ`i dalam As-Sunanul-Kubra (no. 11222).
[4]. Lihat Qs. al-A’râf/7 ayat 150.
[5]. Lihat Qs. al-Anbiyâ` ayat 87.
[6]. Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 3282, 6048, 6115), Muslim (no. 2610). Penafsiran ucapan “Aku bukan orang gila” silakan lihat Fat-hul Bâri (X/467).
[7]. Shahîh. HR Ahmad (V/152), Abu Dawud (no. 4782), dan Ibnu Hibban (no. 5688) dari Sahabat Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu.
[8]. Shahîh. HR Ahmad (I/239, 283, 365), al-Bukhâri dalam al-Adabul Mufrad (no. 245, 1320), al-Bazzar (no. 152- Kasyful Astâr) dari Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma. Hadits ini dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ish-Shaghîr (no. 693) dan Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 1375).
[9]. Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 6114) dan Muslim (no. 2609) dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.
[10]. Lihat Fat-hul-Bâri (X/518).
[11]. Hasan. HR Ahmad (III/440), Abu Dawud (no. 4777), at-Tirmidzi (no. 2021), dan Ibnu Majah (no. 4286) dari Sahabat Mu’adz bin Anas al-Juhani Radhiyallahu ‘anhu. Dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 6522).
[12]. Shahîh. HR ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath (no. 2374) dari Sahabat Abu Darda Radhiyallahu ‘anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 7374) dan Shahîh at-Targhîb wat-Tarhîb (no. 2749).
[13]. Shahîh. HR Muslim (no. 746), Ahmad (VI/54, 91, 111, 188, 216), an-Nasâ`i (III/199-200), Ibnu Majah (no. 2333), dan ad-Darimi (I/345-346).
[14]. Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 6102) dan Muslim (no. 2320).
[15]. Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 3150, 4336) dan Muslim (no. 1062).
[16]. Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 5954, 6109) dan Muslim (no. 2107 (91)).
[17]. Shahîh. HR Muslim (no. 466) dari Abu Mas’ud al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu.
[18]. Shahîh. HR Mâlik dalam al-Muwaththa (I/194), al-Bukhâri (no. 406, 753, 1213, 6111), Muslim (no. 547), Abu Dawud (no. 479), dan an-Nasâ`i (II/51) dari Ibnu ‘Umar c. Diriwayatkan pula oleh al-Bukhâri (no. 405, 413) dan Muslim (no. 551) dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu ‘anhu. Diriwayatkan pula oleh al-Bukhâri (no. 408, 409) dan Muslim (no. 548) dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.
[19]. Shahîh. HR Ahmad (IV/264), an-Nasâ`i (III/54-55), dan Ibnu Hibban (no. 1968 –at-Ta’lîqâtul Hisân) dari Ammar bin Yasir Radhiyallahu ‘anhuma.
[20]. Shahîh. HR. Muslim (no. 3009).
[21]. Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 6361), Muslim (no. 2601), dan Ibnu Hibban (no. 6481-6482 –at-Ta’lîqâtul Hisân) dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu
[22]. Lihat Jâmi’ul ‘Ulûm wal-Hikam (I/375).
[23]. Shahîh. HR. Abu Dawud (no. 2197) dan ad-Daraquthni (IV/13-14, no. 3862).
[24]. Lihat Jâmi’ul ‘Ulûm wal-Hikam, I/377.
[25]. Ada riwayat tentang hal ini tetapi riwayatnya dha’if.

Kesibukan Para Malaikat di Surga. [let say Alhamdulilah gan]

Terima kasih Ya Allah!


Seseorang bercerita, aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku serta menunjukkan keadaan di surga.


Memasuki suatu ruang kerja yang penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata,"


Ini adalah Seksi Penerimaan.
Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah, diterima".


Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.


Kemudian,....aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang. lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.


Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman.


Disini, kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".


Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.


Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil.


Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.


"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.

Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".


"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas Rahmat Tuhan?", tanyaku.


"Sederhana sekali", jawab Malaikat.


"Cukup berkata, 'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan' ".


"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?”, tanyaku.


Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, Pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, Maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.


"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.


"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.


Juga.... Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan... engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.


"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat ....Maka,engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".


"Jika,........engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan,atau kematian ... M a k a,....engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang didunia.


"Jika,....orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... Maka,.....engkau termasuk orang yang sangat jarang.


"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka,..... engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan emua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.


"Jika,...engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu, berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".


Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu.


Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa dirahmatiNya kita semua.


"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ".
(QS:Ibrahim (14) :7 )


MARI KITA SELALU BERSYUKUR GAN....


Sumber : Kaskus

Sunday, July 4, 2010

Hadiah Terindah

Hadiah-Hadiah Terindah yang tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi:

1. KEHADIRAN

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat , telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagian.


2. MENDENGAR

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

3. D I A M

Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.

4. KEBEBASAN

Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, " Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

5. KEINDAHAN

Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik diruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

6. TANGGAPAN POSITIF

Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan.

7. KESEDIAAN MENGALAH

Tidak semua masalah layak menjai bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah" Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini

8. SENYUMAN

Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi ?

10 Alasan Untuk Tersenyum

1. Senyum itu ibadah
2. Anda terlihat lebih manis
3. Anda bisa mendapatkan senyum lagi.
4. Menunjukan keramahan Anda
5. Bisa mendapatkan teman baru
6. Memberikan kesan yang positif
7. Menjadikan Anda lebih ceria
8. Menjadikan Anda lebih percaya diri
9. Meringankan beban Anda
10.Mengaktifkan senyawa kimia yang membuat Anda lebih sehat.

a sincere smile can melt the frozen relations, giving spirit in despair, brighten mood, calm the restless soul. because the smile is also the cheapest charity