sebesar apa cintaku padamu? | waktu kelak akan memberitahu
karena rasa ini belum pantas diucap | tidak selagi aku masih belum siap
karena satu ucapan bisa menodai hati | noktah maksiat yang menenggelamkan diri
aku terlanjur terjembab dalam lubang rasa | bicara atau diam itu sama-sama menyiksa
namun bila terucap bukan hanya menyiksa namun sisakan dosa | karena kita sama-sama belum siap dan memendam rasa bisa jadi nista
masa depanku dan masa depanmu siapa yang tahu? | namun terkadang kebodohan mengambil alih akal sehatku
kukira dengan mencurahkan rasa ini padamu akan menenangkan | padahal kutahu itu awal musibah yang berujung pada penyesalan
maka mungkin diam adalah jalan yang terbaik | atau kujadikan saja ia beberapa lirik?
bagaimanapun aku tak punya muka | bila harus memulai dengan maksiat
maka biarlah rasa ini masih terpendam tanpa diungkap | sampai waktunya aku mampu dan pantas untuk bercakap
seberapa besar cintaku padamu? | mungkin engkau takkan pernah tahu
kita semua tak lepas dari kesalahan | karena itu kita memohon ampunan
kita semua tak terhindar dari dosa maksiat | karenanya setiap waktu Allah buka pintu taubat
bertambah hari bertambah pula ketidaktahuan kita | maka apa yang menghalangi kita belajar?
bertambah umur maka kita kian melemah | ada alasan apa kita jadi tak ramah?
kelak tiap tubuh akan dipapah | pantaskah kita selalu marah?
pada saatnya setiap jiwa akan ditanya | sementara mulut tak kuasa menjawabnya
maka tangan bersuara akan siapa yang didzaliminya | dan lidah berkata tentang siapa yang dihinanya
lalu mata bersaksi akan apa yang dinista olehnya | juga hati akan berteriak tentang hasadnya
saat itu yang tinggal hanya sesal | tiada lagi bisa beramal | sebab waktu sudahlah kekal
kapankah kita mau memahami dan benar-benar menyaksikan? | tiada sembahan selain Allah dan Muhammad itu Rasulullah
Dia Ar-Rahman Ar-Rahiim, Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi | Dia memanggil setiap jiwa yang tenang lagi suci
Caption Felix Siauw
No comments:
Post a Comment